Bismillahi Majreha Wa Mursaha
Selamat pagi sahabat Nahkoda,,, hari ini Bahtera kita berlayar ke sisi timur Indonesia, yakni ke pulau lombok.
Sobat Nahkoda tentu sudah tak asing lagi dengan Pulau Lombok, yaps Pulau ini dikenal dengan sebutan Pulau Seribu Masjid, tak heran karena sesuai dengan sebutannya disetiap penjuru kota bahkan sampai di kampung-kampung sobat akan menemukan banyak tempat ibadah umat muslim ini, selain itu Pulau ini juga memiliki banyak destinasi wisata yang keren terutama destinasi pantai, tak ayal lagi karena pulau ini di kelilingi oleh laut, selain itu juga banyak pulau pulau kecil yang berada di sekitarnya.
Sobat nahkoda tentu sudah tak asing dengan gili Trawangan, bahkan mungkin banyak diantara sobat nahkoda yang sudah kesana dan ingin kembali kesana,, hehe selain itu masih banyak juga destinasi wisata yang perlu sobat ketahui, namun kita akan membahasnya di lain waktu, saat ini nahkoda ingin melabuhkan bahteranya tentang Gunung Rinjani, Gunung yang terletak di tengah pulau Lombok ini juga tentu sudah tak asing lagi buat sobat pendaki, Gunung berapi kedua tertinggi di indonesia ini memiliki ketinggian 3.726 mdpl, dan kaldera disebelah barat kerucut rinjani memiliki luas 3.500 m X 4.800 m, memanjang kearah timur dan barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak, segara yang berarti laut atau danau seluas 11.000.000 meter persegi dengan kedalaman 230m danau yang disukai para pendaki karena banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan sebagai tempat camp sambil memancing. Selain itu banyak juga tempat menarik lain di sekitar danau ini, seperti pemandian air panas dll.
Tapi tahukah sobat kalo bagaimana pembentukan gunung rinjani tersebut?
Nahkoda akan membahas nya semoga bisa menambah wawasan kita.
Mengenal Gunung Rinjani
Nama Samalas telah diperkenalkan kembali oleh seorang peneliti bernama Franck Lavigne dari Universitas Paris 1 melalui publikasi hasil penelitiannya di Proceeding of National Academy of Science of the United Stated of America. Tulisan ilmiah yang dimuat 4 september 2013 ini berjudul `Source of the great A.D. 1257 mystery eruption unveiled, Samalas volcano, Rinjani Volcanic Complex, Indonesia`.
Selama ini, Letusan Gunung Krakatau (1883) dan Gunung Tambora (1815) dianggap sebagai letusan terhebat yang pernah terjadi. Namun, hasil penelitian Franck Lavigne membuktikan bahwa gunung api Samalas di Lombok telah menghasilkan letusan yang lebih dahsyat. Gunung ini menghasilkan erupsi delapan kali lebih dahsyat dari Krakatau dan dua kali lebih besar dari Tambora. Letusan yang diperkirakan terjadi pada bulan Mei hingga Oktober 1257 menyebabkan abu tersebar hingga ke dua kutub Bumi.
Pada kesempatan ini, Nahkoda berusaha untuk menyajikan informasi mengenai keberadaan Gunung Samalas, Dari informasi yang Nahkoda peroleh, nama Gunung Samalas didapatkan dari Babad Lombok yang ditulis kembali oleh Lalu Wacana (1979). Buku ini diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dalam Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah.
Dalam Babad Lombok tersebut (Lalu Wacana, 1979), tertulis kata SAMALAS sebagai berikut:
274. Gunung Renjani kularat, miwah gunung samalas rakrat, balabur watu gumuruh, tibeng desa Pamatan, yata kanyut bale haling parubuh, kurambangning sagara, wong ngipun halong kang mati.
(Gunung Rinjani Longsor, dan Gunung Samalas runtuh, banjir batu gemuruh, menghancurkan Desa Pamatan, rumah-rumah rubuh dan hanyut terbawa lumpur, terapung-apung di lautan, penduduknya banyak yang mati.)
275. Pitung dina lami nira, gentuh hiku hangebeki pretiwi, hing leneng hadampar, hanerus maring batu Dendeng kang nganyuk, wong ngipun kabeh hing paliya, saweneh munggah hing ngukir.
(Tujuh hari lamanya, gempa dahsyat meruyak bumi, terdampar di Leneng (lenek), diseret oleh batu gunung yang hanyut, manusia berlari semua, sebahagian lagi naik ke bukit.)
276. Hing jaringo hasingidan, saminya ngungsi salon darak sangaji, hakupul hana hing riku, weneh ngunsi samuliya, boroh Bandar papunba lawan pasalun, sarowok pili lan ranggiya, sambalun pajang lan sapit.
(Bersembunyi di Jeringo, semua mengungsi sisa kerabat raja, berkumpul mereka di situ, ada yang mengungsi ke Samulia, Borok, Bandar, Pepumba, dan Pasalun, Serowok, Piling, dan Ranggi, Sembalun, Pajang, dan Sapit.)
277. Yek nango lan pelameran, batu banda jejangkah tanah neki, duri hanare menyan batu, saher kalawan balas, batu lawang batu rentang batu cangku, samalih tiba hing tengah, brang bantun gennira ngungsi.
(DiNangan dan Palemoran, batu besar dan gelundungan tanah, duri, dan batu menyan, batu apung dan pasir, batu sedimen granit, dan batu cangku, jatuh di tengah daratan, mereka mengungsi ke Brang batun.)
278. Hana ring pundung buwak bakang, tana’ gadang lembak babidas hiki, saweneh hana halarut, hing bumi kembang kekrang, pangadangan lawan puka hatin lungguh, saweneh kalah kang tiba, mara hing langko pajanggih.
(Ada ke Pundung, Buak, Bakang, Tana’ Bea, Lembuak, Bebidas, sebagian ada mengungsi, ke bumi Kembang, Kekrang, Pengadangan dan Puka hate-hate lungguh, sebagian ada yang sampai, datang ke Langko, Pejanggik.)
279. Warnanen kang munggeng palowan, sami larut lawan ratu hing nguni, hasangidan ya riku, hingLombok goku medah, genep pitung dina punang gentuh, nulih hangumah desa, hing preneha siji-siji.
(Semua mengungsi dengan ratunya, berlindung mereka di situ, di Lombok tempatnya diam, genap tujuh hari gempa itu, lalu membangun desa, di tempatnya masing-masing.)
Ternyata Samalas memang benar pernah ada, yakni gunungapi sebelum terbentuknya Kaldera Segara Anak. Letusannya pun bahkan memiliki dampak lebih dahsyat dibanding apa yang ditulis dalam Babad. Letusan Samalas telah merubah secara total topografi Pulau Lombok, mengubur Kerajaan Pamatan yang letaknya tak diketahui hingga kini, abu letusannya masuk hingga ke Stratosfer (lapisan Atmosfer) menghalangi cahaya Matahari ke Eropa yang kemudian mengendap hingga ke Kutub Utara. Kesimpulan mengenai kedahsyatan Samalas diperoleh dari rekaman letusan pada batuan di berbagai tempat di Pulau Lombok. Frank menyimpulkan bahwa setidaknya terdapat 3 letusan yakni 2 kali letusan dahsyat (Ultra Plinian) yang diselingi oleh letusan preatomagmatik (letusan yang mengeluarkan magma yang telah mengalami kontak dengan air) dari adanya 3 lapisan utama pada batuan ignimbrite Samalas. Selain itu endapan bekas awan panas/ wedhus gembel atau aliran piroklastik yang ditemukan banyak memiliki kandungan charcoal (kayu yang terarangkan). Charcoal ini lah data kunci yang untuk mengetahui kapan Samalas meletus. Penanggalan(dating) karbon ( C ) yang terdapat dalam charcoal memperlihatkan hasil tahun 1257 ±1tahun. Jadi Samalas adalah kandidat terkuat sebagai penyebab anomali iklim di belahan bumi utara pada 1258. Anomali pada 1258 diduga kuat berasal dari peristiwa letusan pada 1257 (Mei – Oktober) yang abu nya mencapai stratosfer kemudian mengikuti arah angin sehingga dampaknya baru dirasakan di Eropa pada 1258.
Gunung Samalas diperkirakan berada di komplek Gunung Rinjani saat ini, dengan ketinggian 4200 m.
Berkaitan dengan ini Bappeda Provinsi NTB bersama pengelola Geopark Rinjani-Lombok menggelar seminar tentang Interpretasi Babad Lombok pada 23 Mei 2017 di Museum NTB. Dalam acara tersebut dibacakan pupuh 273 – 279 Babad Lombok dengan cara yang benar kemudian diinterpretasikan artinya secara harfiah dan dari sudut pandang budaya dan sejarah
Demikian informasi yang dapat Nahkoda himpun sekarang tugas kita untuk menjaga kelestarian budaya indonesia.
Sahabat nahkoda dalam melabuhkan bahteranya, nahkoda juga menghimpun beberapa informasi untuk sobat yang mungkin belum tau ada apa saja di gunung Rinjani, semoga informasinya berguna nanti ketika sobat wisata ke lombok khususnya gunung rinjani.
Goa Susu, Goa Manik dan Paying
Goa Susu dipercaya dapat dijadikan media bercermin diri serta sering pula dipergunakan sebagai tempat bermeditasi. Terletak di hulu sungai kokoq putek sekitar 150m dari danau segara anak
Aik Kalak
Dalam bahasa sasak aik kalak berarti air panas. Terletak di bagian bawah danau segara anak, sumber air panas (Aik Kalak Pengkereman Jembangan) yang biasa digunakan untuk menguji dan memandikan benda-benda bertuah (Pedang, Keris, Badik, Tombak, Golok, dll) dimana jika benda-benda tersebut menjadi lengket apabila direndam itu menandakan benda-benda tersebut jelek/tidak memiliki kekuatan supranatural, sebaliknya apabila benda-benda tersebut tetap utuh berarti benda tersebut memiliki kekuatan supranatural/dipercaya memiliki keampuhan.
Sendang Gile
Dengan ketinggian air terjun mencapai kurang lebih 35 meter dan berlokasi di kaki gunung rinjani bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar 15m dari jalur tracking.
Konon air terjun ini bisa membuat orang menjadi awet muda, sehingga tak sedikit yang menyempatkan diri untuk sekedar membasuh muka di air terjun ini.
Demikian yang bisa kami sajikan sobat nahkoda untuk jalur pendakian Rinjani akan kita bahas lain kali. Semoga Nahkoda bisa melabuhkan bahteranya kembali agar bisa mengumpulkan informasi untuk sobat semua.
Terima kasih.
Selamat pagi sahabat Nahkoda,,, hari ini Bahtera kita berlayar ke sisi timur Indonesia, yakni ke pulau lombok.
photo by adventureinyou |
Sobat Nahkoda tentu sudah tak asing lagi dengan Pulau Lombok, yaps Pulau ini dikenal dengan sebutan Pulau Seribu Masjid, tak heran karena sesuai dengan sebutannya disetiap penjuru kota bahkan sampai di kampung-kampung sobat akan menemukan banyak tempat ibadah umat muslim ini, selain itu Pulau ini juga memiliki banyak destinasi wisata yang keren terutama destinasi pantai, tak ayal lagi karena pulau ini di kelilingi oleh laut, selain itu juga banyak pulau pulau kecil yang berada di sekitarnya.
Sobat nahkoda tentu sudah tak asing dengan gili Trawangan, bahkan mungkin banyak diantara sobat nahkoda yang sudah kesana dan ingin kembali kesana,, hehe selain itu masih banyak juga destinasi wisata yang perlu sobat ketahui, namun kita akan membahasnya di lain waktu, saat ini nahkoda ingin melabuhkan bahteranya tentang Gunung Rinjani, Gunung yang terletak di tengah pulau Lombok ini juga tentu sudah tak asing lagi buat sobat pendaki, Gunung berapi kedua tertinggi di indonesia ini memiliki ketinggian 3.726 mdpl, dan kaldera disebelah barat kerucut rinjani memiliki luas 3.500 m X 4.800 m, memanjang kearah timur dan barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak, segara yang berarti laut atau danau seluas 11.000.000 meter persegi dengan kedalaman 230m danau yang disukai para pendaki karena banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan sebagai tempat camp sambil memancing. Selain itu banyak juga tempat menarik lain di sekitar danau ini, seperti pemandian air panas dll.
Tapi tahukah sobat kalo bagaimana pembentukan gunung rinjani tersebut?
Nahkoda akan membahas nya semoga bisa menambah wawasan kita.
Mengenal Gunung Rinjani
Nama Samalas telah diperkenalkan kembali oleh seorang peneliti bernama Franck Lavigne dari Universitas Paris 1 melalui publikasi hasil penelitiannya di Proceeding of National Academy of Science of the United Stated of America. Tulisan ilmiah yang dimuat 4 september 2013 ini berjudul `Source of the great A.D. 1257 mystery eruption unveiled, Samalas volcano, Rinjani Volcanic Complex, Indonesia`.
Selama ini, Letusan Gunung Krakatau (1883) dan Gunung Tambora (1815) dianggap sebagai letusan terhebat yang pernah terjadi. Namun, hasil penelitian Franck Lavigne membuktikan bahwa gunung api Samalas di Lombok telah menghasilkan letusan yang lebih dahsyat. Gunung ini menghasilkan erupsi delapan kali lebih dahsyat dari Krakatau dan dua kali lebih besar dari Tambora. Letusan yang diperkirakan terjadi pada bulan Mei hingga Oktober 1257 menyebabkan abu tersebar hingga ke dua kutub Bumi.
Pada kesempatan ini, Nahkoda berusaha untuk menyajikan informasi mengenai keberadaan Gunung Samalas, Dari informasi yang Nahkoda peroleh, nama Gunung Samalas didapatkan dari Babad Lombok yang ditulis kembali oleh Lalu Wacana (1979). Buku ini diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dalam Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah.
Dalam Babad Lombok tersebut (Lalu Wacana, 1979), tertulis kata SAMALAS sebagai berikut:
274. Gunung Renjani kularat, miwah gunung samalas rakrat, balabur watu gumuruh, tibeng desa Pamatan, yata kanyut bale haling parubuh, kurambangning sagara, wong ngipun halong kang mati.
(Gunung Rinjani Longsor, dan Gunung Samalas runtuh, banjir batu gemuruh, menghancurkan Desa Pamatan, rumah-rumah rubuh dan hanyut terbawa lumpur, terapung-apung di lautan, penduduknya banyak yang mati.)
275. Pitung dina lami nira, gentuh hiku hangebeki pretiwi, hing leneng hadampar, hanerus maring batu Dendeng kang nganyuk, wong ngipun kabeh hing paliya, saweneh munggah hing ngukir.
(Tujuh hari lamanya, gempa dahsyat meruyak bumi, terdampar di Leneng (lenek), diseret oleh batu gunung yang hanyut, manusia berlari semua, sebahagian lagi naik ke bukit.)
276. Hing jaringo hasingidan, saminya ngungsi salon darak sangaji, hakupul hana hing riku, weneh ngunsi samuliya, boroh Bandar papunba lawan pasalun, sarowok pili lan ranggiya, sambalun pajang lan sapit.
(Bersembunyi di Jeringo, semua mengungsi sisa kerabat raja, berkumpul mereka di situ, ada yang mengungsi ke Samulia, Borok, Bandar, Pepumba, dan Pasalun, Serowok, Piling, dan Ranggi, Sembalun, Pajang, dan Sapit.)
277. Yek nango lan pelameran, batu banda jejangkah tanah neki, duri hanare menyan batu, saher kalawan balas, batu lawang batu rentang batu cangku, samalih tiba hing tengah, brang bantun gennira ngungsi.
(DiNangan dan Palemoran, batu besar dan gelundungan tanah, duri, dan batu menyan, batu apung dan pasir, batu sedimen granit, dan batu cangku, jatuh di tengah daratan, mereka mengungsi ke Brang batun.)
278. Hana ring pundung buwak bakang, tana’ gadang lembak babidas hiki, saweneh hana halarut, hing bumi kembang kekrang, pangadangan lawan puka hatin lungguh, saweneh kalah kang tiba, mara hing langko pajanggih.
(Ada ke Pundung, Buak, Bakang, Tana’ Bea, Lembuak, Bebidas, sebagian ada mengungsi, ke bumi Kembang, Kekrang, Pengadangan dan Puka hate-hate lungguh, sebagian ada yang sampai, datang ke Langko, Pejanggik.)
279. Warnanen kang munggeng palowan, sami larut lawan ratu hing nguni, hasangidan ya riku, hingLombok goku medah, genep pitung dina punang gentuh, nulih hangumah desa, hing preneha siji-siji.
(Semua mengungsi dengan ratunya, berlindung mereka di situ, di Lombok tempatnya diam, genap tujuh hari gempa itu, lalu membangun desa, di tempatnya masing-masing.)
Ternyata Samalas memang benar pernah ada, yakni gunungapi sebelum terbentuknya Kaldera Segara Anak. Letusannya pun bahkan memiliki dampak lebih dahsyat dibanding apa yang ditulis dalam Babad. Letusan Samalas telah merubah secara total topografi Pulau Lombok, mengubur Kerajaan Pamatan yang letaknya tak diketahui hingga kini, abu letusannya masuk hingga ke Stratosfer (lapisan Atmosfer) menghalangi cahaya Matahari ke Eropa yang kemudian mengendap hingga ke Kutub Utara. Kesimpulan mengenai kedahsyatan Samalas diperoleh dari rekaman letusan pada batuan di berbagai tempat di Pulau Lombok. Frank menyimpulkan bahwa setidaknya terdapat 3 letusan yakni 2 kali letusan dahsyat (Ultra Plinian) yang diselingi oleh letusan preatomagmatik (letusan yang mengeluarkan magma yang telah mengalami kontak dengan air) dari adanya 3 lapisan utama pada batuan ignimbrite Samalas. Selain itu endapan bekas awan panas/ wedhus gembel atau aliran piroklastik yang ditemukan banyak memiliki kandungan charcoal (kayu yang terarangkan). Charcoal ini lah data kunci yang untuk mengetahui kapan Samalas meletus. Penanggalan(dating) karbon ( C ) yang terdapat dalam charcoal memperlihatkan hasil tahun 1257 ±1tahun. Jadi Samalas adalah kandidat terkuat sebagai penyebab anomali iklim di belahan bumi utara pada 1258. Anomali pada 1258 diduga kuat berasal dari peristiwa letusan pada 1257 (Mei – Oktober) yang abu nya mencapai stratosfer kemudian mengikuti arah angin sehingga dampaknya baru dirasakan di Eropa pada 1258.
Gunung Samalas diperkirakan berada di komplek Gunung Rinjani saat ini, dengan ketinggian 4200 m.
Berkaitan dengan ini Bappeda Provinsi NTB bersama pengelola Geopark Rinjani-Lombok menggelar seminar tentang Interpretasi Babad Lombok pada 23 Mei 2017 di Museum NTB. Dalam acara tersebut dibacakan pupuh 273 – 279 Babad Lombok dengan cara yang benar kemudian diinterpretasikan artinya secara harfiah dan dari sudut pandang budaya dan sejarah
Demikian informasi yang dapat Nahkoda himpun sekarang tugas kita untuk menjaga kelestarian budaya indonesia.
Sahabat nahkoda dalam melabuhkan bahteranya, nahkoda juga menghimpun beberapa informasi untuk sobat yang mungkin belum tau ada apa saja di gunung Rinjani, semoga informasinya berguna nanti ketika sobat wisata ke lombok khususnya gunung rinjani.
Goa Susu, Goa Manik dan Paying
Goa Susu dipercaya dapat dijadikan media bercermin diri serta sering pula dipergunakan sebagai tempat bermeditasi. Terletak di hulu sungai kokoq putek sekitar 150m dari danau segara anak
Aik Kalak
Dalam bahasa sasak aik kalak berarti air panas. Terletak di bagian bawah danau segara anak, sumber air panas (Aik Kalak Pengkereman Jembangan) yang biasa digunakan untuk menguji dan memandikan benda-benda bertuah (Pedang, Keris, Badik, Tombak, Golok, dll) dimana jika benda-benda tersebut menjadi lengket apabila direndam itu menandakan benda-benda tersebut jelek/tidak memiliki kekuatan supranatural, sebaliknya apabila benda-benda tersebut tetap utuh berarti benda tersebut memiliki kekuatan supranatural/dipercaya memiliki keampuhan.
Sendang Gile
Dengan ketinggian air terjun mencapai kurang lebih 35 meter dan berlokasi di kaki gunung rinjani bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar 15m dari jalur tracking.
Konon air terjun ini bisa membuat orang menjadi awet muda, sehingga tak sedikit yang menyempatkan diri untuk sekedar membasuh muka di air terjun ini.
Demikian yang bisa kami sajikan sobat nahkoda untuk jalur pendakian Rinjani akan kita bahas lain kali. Semoga Nahkoda bisa melabuhkan bahteranya kembali agar bisa mengumpulkan informasi untuk sobat semua.
Terima kasih.
Uff Pengin Traveling jadinya ni
BalasHapusPen traveling nih :v Eaa~~
BalasHapusTamsilan.com
BalasHapusDanau ranau juga ads gunung
Gunung Seminung yang sangat ramah terhadap pendakian
Sidoarjo hadir eaa~~
BalasHapus